Kompas.com - 28/01/2018, 20:13 WIB
Warga membawa korban luka dalam
insiden bom bunuh diri menggunakan ambulans di pusat kota Kabul, Afghanistan,
Sabtu (27/1/2018).(WAKIL KOHSAR/AFP)
KABUL, KOMPAS.com - Pihak berwenang Afghanistan menyatakan jumlah korban tewas akibat bom bunuh diri pada Sabtu (27/1/2018), di Kabul bertambah menjadi 103 orang.
Pelaku penyerangan mengemudikan
mobil ambulans yang berisi bahan peledak. Dia
mampu melewati tempat pemeriksaan keamanan dengan dalih sedang memindahkan
pasien ke rumah sakit.
Ledakan tersebut merusak dan
menghancurkan puluhan toko serta kendaraan.
Menteri Dalam Negeri Afghanistan,
Wais Ahmad Barmak, menyebutkan ada 235 orang lainnya terluka dalam serangan
tersebut. Dia mengatakan polisi termasuk di antara korban tewas dan cedera.
"Sangat disayangkan, beberapa
orang terluka telah meninggal dunia di ruumah sakit," katanya.
Ahmad Fahim, pemilik toko yang
selamat dari serangan Sabtu kemarin, mengatakan beberapa rekan pedagang terluka
atau terbunuh.
Taliban mengklaim bertanggung jawab atas
serangan tersebut. Teror bom tersebut menjadi pukulan besar bagi pemerintah
Afghanistan yang didukung AS, di mana pasukan keamanan Afghanistan telah berjuang
untuk memerangi Taliban.
Pemerintah Afghanistan menggelar
hari berkabung. Banyak toko-toko tutup dan bendera setengah tiang berkibar.
Ledakan dahsyat tersebut dirasakan
di seluruh kota sehingga membuat area sekitarnya diselimuti debu dan asap.
Insiden bom ambulans terjadi sepekan setelah pejuang Taliban menyerbu Hotel
Intercontinental di Kabul, dan menewaskan 22 orang, termasuk 14 orang asing.
Masoom Stanekzai, kepala badan
intelijen Afghanistan, mengatakan lima tersangka telah ditangkap atas keterlibatan
mereka dalam serangan di Hotel Intercontinental dan yang lainnya telah
meninggalkan negara tersebut.
Sementara itu, empat orang juga
telah ditangkap sehubungan dengan serangan Sabtu kemarin.
Sumber:Kompas.Com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar