MAJALAH MAA PAPUA

TOTA MAPIHA BUKAN TANAH SEMBARANG: KASIH MENEMBUS SEGALA PERBEDAAN SEMUA SUKU BANGSA DUNIA


Breaking News

Selasa, 30 Januari 2018

MASIH ADA TANGISAN AIR MATA DI ATAS TANAH KU SENDIRI


                                                ( Foto Hengky Degei )

Nabire, Majalahmapapua--Masih terus ada tangisan dan air mata di atas Negeri tanah West Papua kami tangis karena kapankah akan berakhir segala penindasan dan penderitaan kami oleh kaum colonial Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI ) yang sedang melanda di atas berkulit hitam dan berambut keriting ini. 

Penindasan menjadi pelem hidup kami rakyat Papua setiap ruang dan waktu karena telah habis satu persatu dan hilang satu demi satu, saat ini pun kami minta jawaban dari pada Tuhan Yesus engkau sendiri karena manusia itu secitra dan sewajah dengan engkau oleh sebab itu persoalan hak penentuan nasib sendiri bagi Bangsa West ini bahwa terjadi suatu saat muzisat hanya kepada kaum pemakan daging.

Apakah pelanggaraan HAM yang terus terjadi ini sesuai dengan norma agama yang terjantung atau ada di dalam UUD-1945, bahwa memusnakan orang Papua berkulit hitam yang ada di tanah papua. Melalui makanan dan melalui ketabrakan, melalui melalui minuman dan banyak modus yang mereka pake.

Pelanggaraan Hak Asasi Manusia ( HAM ) yang Negara terus lakukan terhadap manusia papua ini saya ingin tanyakan bahwa kapan Tuhan Yesus memberikan rekomendasi bahwa rakyat papua harus basmi dan bersihkan dari Tanah Papua.

Undang-Undang HAM yang ada republic tidak pernah ada praktek secara transparan dan akuntabelitas di ranah public oleh pelaku undang undang akhirnya menjurus pada hilangnya nyawa manusia papua yang ingin hidup dan berkarya seribu tahun di atas Tanah West Papua yang Tuhan kasih .
Pelaku aturan dan penjalangkan aturan sebaliknya menjadi pelaku pengincak-pengincak atas kekuatan alat militer dan pembohongan public tidak benar itu.

Pembunuhan manuisa papua perampasan sumber daya alam Papua tak kunjung hentinya. Pelaku pelanggaran kejahatan semangat untuk terus lakukan masih pada pukul dada di atas darah dan tangisan rakyat papua dari duluh hingga pada saat ini.

Semua pelanggaraan ini bisa berhenti dan kami bisa bebas dari segala penindasan hanya harapannya satu yakni ketigaTri Tunggal bersama kami rakyat Bangsa West Papua sekaligus kami juga bisa menentukan Nasib Bangsa ini.

Oleh Hengky Degei
  Editor : Musa Boma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By