( Foto Hengky Degei )
Nabire,
Majalahmapapua--Masih terus ada tangisan dan air mata di atas Negeri tanah West
Papua kami tangis karena kapankah akan berakhir segala penindasan dan
penderitaan kami oleh kaum colonial Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI )
yang sedang melanda di atas berkulit hitam dan berambut keriting ini.
Penindasan
menjadi pelem hidup kami rakyat Papua setiap ruang dan waktu karena telah habis
satu persatu dan hilang satu demi satu, saat ini pun kami minta jawaban dari
pada Tuhan Yesus engkau sendiri karena manusia itu secitra dan sewajah dengan
engkau oleh sebab itu persoalan hak penentuan nasib sendiri bagi Bangsa West ini
bahwa terjadi suatu saat muzisat hanya kepada kaum pemakan daging.
Apakah pelanggaraan
HAM yang terus terjadi ini sesuai dengan norma agama yang terjantung atau ada di
dalam UUD-1945, bahwa memusnakan orang Papua berkulit hitam yang ada di tanah
papua. Melalui makanan dan melalui ketabrakan, melalui melalui minuman dan
banyak modus yang mereka pake.
Pelanggaraan
Hak Asasi Manusia ( HAM ) yang Negara terus lakukan terhadap manusia papua ini
saya ingin tanyakan bahwa kapan Tuhan Yesus memberikan rekomendasi bahwa rakyat
papua harus basmi dan bersihkan dari Tanah Papua.
Undang-Undang
HAM yang ada republic tidak pernah ada praktek secara transparan dan
akuntabelitas di ranah public oleh pelaku undang undang akhirnya menjurus pada
hilangnya nyawa manusia papua yang ingin hidup dan berkarya seribu tahun di
atas Tanah West Papua yang Tuhan kasih .
Pelaku
aturan dan penjalangkan aturan sebaliknya menjadi pelaku pengincak-pengincak
atas kekuatan alat militer dan pembohongan public tidak benar itu.
Pembunuhan
manuisa papua perampasan sumber daya alam Papua tak kunjung hentinya. Pelaku
pelanggaran kejahatan semangat untuk terus lakukan masih pada pukul dada di
atas darah dan tangisan rakyat papua dari duluh hingga pada saat ini.
Semua
pelanggaraan ini bisa berhenti dan kami bisa bebas dari segala penindasan hanya
harapannya satu yakni ketigaTri Tunggal bersama kami rakyat Bangsa West Papua
sekaligus kami juga bisa menentukan Nasib Bangsa ini.
Oleh Hengky Degei
Editor : Musa Boma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar