Pemekaran Kabupaten Mapia Raya yang sedang
berjuang oleh sekelompok elit Politik lokal Mapia yang sedang berjuang
ini, semestinya mereka secara logika
berpikir apa yang akan terjadi ke depan mengingat generasi ke depan tapi mereka
tidak berpikir hal ini sangat aneh.
Hal ini,disampaikan oleh Yohanes Magai selaku
Pimpinan organisasi Siriwo,Mapia,Piyaiye, Top, dan Wanggar dia
tanya bahwa, Kabupaten di buka untuk siapa? jawab dia, untuk orang lain k? karena
jelas orang mee khususnya orang mapiha sudah habis di musnakan oleh politik di
indonesia contah saja,pemilihan Bupati Punjak Jaya pernah menewaskan sekian
banyak rakyat saat itu.
Dia juga pesan bilah kabupaten itu jadi berarti selamat
hancurkan tanahku Mapiha dan selamat
jalan harta kekayaan alamku yang begitu mempersona.
Sisi lain, pihaknya menilai dengan adanya (DOB) nantinya akan dikuasai oleh orang
lain baik dalam birokrasi maupun akademi karena kami belum siap di berbagai
lini .
"Di wilayah Mapiha jumlah penduduk saja tidak
memenuhi syarat. sisi lain juga menjadi satu kabupaten jumlah penduduk harus syarat utama ini sudah tidak layak jadi
kabupaten baru hal seperti itu harus pertimbangkan jangan asal urus.
Dengan melihat situasi ini, pemerintah harus bangun
Sumber Daya Manusia (SDM) dulu. jangan pikir pemekaran kabupatean dan pemekaran
itu bukan keinginan rakyat setempat," ujar yohanes fidelis magai mahasiswa
STPK ST, YOHANES RASUL Jayapura selaku ketua (RPM) SIMAPITOWA di jayapura.
Dijelaskan Yohanes, jika benar-benar kabupaten
Mapiha Raya tersebut dimekarkan, maka sama halnya harapan bagi rakyat Mapiha
akan pada posisi kehancuran, pembantaian, pemerkosaan, juga termarjinalkan sisi
ekonomi, pendidikan, social dan budaya itu sudah harga mati.
Lebih dari itu semua tempat keramat akan digusur sehingga
daerah sakral tersebut akan punah dan hilang tanpa jejak.
"Di daerah Mapiha itu terkenal dengan adat
istiadat suku MEE yang sangat kental dan masih ada jika pemekaran kabupaten itu terwujud, maka
semua harapan suku Mee khususnya orang Mapiha akan hilang total.
Akan dihancurkan oleh situasi modern," tegas
Magai.Sementara itu, rekan mahasiswa lainnya, Didimus Mote, membeberkan hal
itu, sisi lain Kata tim pemekaran hendak membuka DOB Mapia Raya karena mau
bangun kantor saja rakyat di wilayah Moanemani minta dengan nilai uang
trilyunan rupiah kata tim pemekaran menurut Mote.
Kata yang mereka ungkapkan itu sungguh sangat tidak
logis dan sebenarnya kami menilai sebagai intelektual kata ini sangat tidak
pantas di ungkapkan tegas Mote.
Menurutnya, bupati kabupaten Dogiyai sebagai kepala
daerah dan kosong satu di wilayah itu mesti tahu peraturan-peraturan yang sedang
berlaku di NKRI ini.
Jika hendak mengeluarkan rekomendasi dari kabupaten
induk untuk mau mekarkan satu kabupaten baru, berarti kabupaten induk harus umur
25 tahun baru bisa itupun ktiteria menjadi ukuran utama kata dia.
"Bupati Dogiyai harus belajar banyak tentang
tata pemerintahan. Ini baru Sembilan tahun kok mau lompat-lompat. Jangan buta-buta,
ini sangat aneh sekali," ujarnya.
Lanjut Mote, Pemda tidak pernah berhenti untuk mau
menghadirkan kabupaten baru pihaknya baru saja mekarkan beberapa distrik yaitu
Timepa, Deneiode, Iyaimaida dan Adaipe. Namun itu, pihaknya sebagai anak daerah
menilai sangat tidak pantas lagi untuk memekarkan distrik.
"Karena setelah mekarkan Distrik, guru-guru
sekolah dasar (SD) akan di pindakan kerja
di kantor distrik ini sudah jelas karena sudah tidak ada tenaga kerja di kantor
disana. Di sekolah yang ada disana akan kekosongan guru-guru. Itu akan
korbankan generasi muda sebagai anak negeri asal di situ tidak mau korbankan
adik-adik saya yang masih di bangku SD maupun SMP, maka pemekaran distrik juga
saya dengan tegas tolak," tandasnya Mereka menilai ketidakmampuan
pemerintah daerah membangun Dogiyai selama 9 tahun untuk mau mengelabui semua
itu Bupati mengeluarkan rekomendasi kepada tim pemekaran agar menyiapkan
berbagai kesiapan dan persiapan sepertinya administrasi.
"Tim pemekaran diketuai oleh Paskalis Butu
selaku Kabag Pemerintahan Kabupaten Dogiyai dengan bapak bupati Willem Kegiye bersama
dengan beberapa intelektual lainnya," kata Mote.
Untuk diketahui, penolakan atas pemekaran Mapiha
Raya ini telah dinyatakan terlebih dahulu oleh Gubernur Papua Lukas Enembe. Seruan
penolakannya secara moral itu dapat disampaikan Gubernur Papua kepada publik
dan dimuat oleh media harian umum Cenderawasih Pos, edisi Senin 03 November
2014 lalu.
"Jadi, aksi penolakan tegas kami atas Pemekaran
Mapiha Raya ini merupakan dukungan kepada Bapak Gubernur. Dan rakyat Mapiha
menghendaki adanya pembangunan menuju Papua yang sungguh-sungguh bangkit,
mandiri dan sejahtera," kata kosong
satu Papua.
Dikemukakan aspirasi penolakan ini atas kesepakatan
bersama para tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh intelektual, tokoh
perempuan, pelajar, mahasiswa, bersama para leluhur, menyatakan dengan tegas
menolak rencana pemekaran kabupaten Mapiha Raya ini.
Di tempat yang berbeda Musa Boma ketua Tim
penolakan pemekaran Mapia Raya melalui selurer menyatakan bahwa, Tim pemekaran
itu saya sudah komonikasi karena di wilayah Mapia semua lini belum maka kita
siapkan SDM itu dulu.
Saya pernah minta kita duduk bersama bicara dan
satukan persepsi, dan saya juga minta audensi bersama Gubernur, DPRP, MRP, dan
dilibatkan seluruh Mahasiswa Papua lebih khusus Mahasiswa Mapia itupun mereka
tidak respon secara positif dari tim
pemekaran saya pikir ini langkah terhormat yang saya lakukan tapi mereka tidak
terima.
Selamat berjuang Musa bilang, bilah semua tawaran dari
saya tak mau terima berarti ketiga itu
terjadi korban rakyat Maa Mapiha berarti
pihak tim pemekaran mau tidak mau suka tidak harus bertanggunjawab. Dan
bilah Tak mau bertanggun jawab jalangkan dengan gaya dan cara mu yang kamu
miliki kata ketua tim penolakan pemekaran kabupaten Mapia Raya Musa Boma.
PENULIS ADALAH :MUSA BOMA
MAHASISWA UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS FISIP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar