Salah
Satu Aktivis Tim Penolakan Daerah Otonomi Baru (DOB) Mapia Raya Yulianus
Pugiye, Mengatakan dengan nada yang begitu keras kepada Media ini bahwa,
Pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Mapia Raya yang sedang berjuang oleh
sekelompok Pejabat Birokrasi itu hanya mengundang “Malapetaka (Misfortune) Bagi
Masyarakat Kecil di Tota Mapia”. Timika, 25/10/2015; Saat ini Bapak Willem
Kegiye dan Kawan-kawannya pasti berjuang keras dengan harapan besar untuk
merebut Posisi/Jabatan dalam Pemerintahan Kabupaten Mapia Raya itu bahkan
sampai sudah buat struktur pemerintahan atas nama dan versi yang sedang kalian
berjuang.
Dalam
benak pikiran Bapak Willem Kegiye dan Kawan-kawannya pasti sangat benci
terhadap kami yang sedang dan akan menolak Pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB)
Mapia Raya itu, karena Bapak Willem Kegiye dan Kawan-kawannya merasa
menghalangi usaha keras kalian yang sudah lama kalian lakukan dan berjalan
sampai saat ini. Kamipun paham dengan usaha kalian semua, bahwa tujuan Bapak
Wilem Kegiye dan Kawan-kawannya seperti yang saya kemukakan diatas, Tandas
Pugiye.
Lanjut
Yulianus Pugiye lagi, Tetapi Bapak Willem Kegiye dan Kawan-kawannya harus buka
mata lebar-lebar dan lihat baik-baik, apa yang sedang dan dialami oleh warga
Mapia saat ini, kami sudah dan sedang jadi korban termasuk oleh Bapak Willem
Kegiye dan Kawan-kawannya juga tetapi tidak sadar.
Saya
Yulianus Pugiye sebagai Putera Daera Tota Mapia sangat paham juga bahwa Bapak
Willem Kegiye dan Kawan-kawannya sedang melancarkan berbagai cara yang baru
untuk membunuh kami warga Tota Mapia seutuhnya.
Kami
sudah alami seribu satu macam cara sadis oleh Pemerintah Indonesia melalui
berbagai cara: 1. Pemerkosaan terhadap pria & wanita 2. Perampokan harta
benda 3. Pembunuhan brutal. 4. Penganiayaan. 5. Perampasan dan 6. Dll Semua ini
kami sudah alami, tapi Bapak Willem Kegiye dan Kawan-kawannya yang selalu dan
sedang berusaha serta membuat jalan lebar-lebar untuk menambah dan mendatangkan
semua bentuk kekerasan dan malah petaka yang saya kemukakan diatas ini.
Lanjut
Pugiye, Sayapun ikut mendukung atas keputusan yang dikeluarkan oleh Gubernur
Papua, Lukas Enembe, mengungkapkan bahwa pemekaran yang dilakukan di Papua
tidak sesuai prosedur yang ada. Dengan melihat hal-hal tersebut, Enembe pun
dengan tegas mengatakan pemekaran tidak boleh ada lagi di Papua.
Lanjut
Gubernur, keinginannya untuk menjadi Warga Negara Australia “WNA” Jika
Pemerintah Pusat meloloskan permohonan pemekaran sejumlah Daerah Otonom Baru “
DOB” di Provinsi Papua. Hal itu diungkapkan Gubernur Papua, ketika melakukan
pertemuan terbatas dengan para Bupati/Walikota se-Provinsi Papua, yang
berlangsung di kota Jayapura Hotel Aston, 15/04/15. “Kalau sampai terjadi
banyak pemekaran di Provinsi Papua, maka saya memutuskan lebih baik menjadi
warga negara Australia, karena saya tidak ingin melihat persoalan dan dampak
yang terjadi dari pemekaran itu. Saya tidak mau dengar dan ikuti perkembangan
BURUK yang di lakukan oleh TNI/POLRI Indonesia di Tanah Papua terhadap Rakyat
kecil.
Lebih
baik saya pindah warga Negara Australia,” pungkasnya Bapak Gubernur Papua.
Gubernur Papua terlihat cukup prihatin dengan banyaknya usulan pemekaran Daerah
Otonom Baru (DOB) yang diperjuangkan oleh orang-orang Papua dari sejumlah
daerah di Papua, bahkan dirinya tidak habis pikir, sampai daerah yang sudah
tidak layak dimekarkan, masih saja diperjuangkan oleh penjabat daerah alias
birokrasi Daerah tersebut untuk tetap dimekarkan.
Menurut
Gubernur, jika melihat kondisi rakyat Papua saat ini, usulan pemekaran Daerah
Otonom Baru (DOB) di Papua akan mengancam eksistensi orang asli papua di atas
tanahnya sendiri. “Menurut saya pemekaran itu sama dengan kematian dan
Penindasan rakyat sehingga Bapak-Bapak Bupati bias terjemahkan sendiri bahasa
saya ini,” ungkap Gubernur Papua, Lukas Enembe, S.IP.
Ketua
Tim Penolakan Pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Mapia Raya Mudestus Musa Boma
juga mengatakan bahwa dalam Pemekaran Mapia Raya tersebut akan mengundang
berbagai macam ‘Malapetaka’ (Misfortune di daerah pemekaran tersebut, entah itu
terkait HAM di daerah Tota Mapia, seperti yang baru-baru ini terjadi penembakan
di Meuwodide Paniai, Senin (08/12/14) lalu yang sampai pada saat ini belum ada
proses penyelesian yang jelas, Tandasnya Boma.
Lanjut
Boma, Berdasarkan latar belakang dan masalah tersebut diatas ini, maka sayapun
dengan tegas menyikapi pemekaran (DOB) Mapia Raya yang tertuang dalam 3 poin
berikut dibawahh ini.
1.
Mengapa Bupati Dogiyai, Drs. Thomas Tigi bisa membentuk Tim Pemekaran Kabupaten
Mapia Raya tanpa mengindahkan instruksi Gubernur Papua, Lukas Enembe?
2.
UUD No.129 Tahun 2011 Bab III Pasal 3 tidak menjamin agar pemekaran DOB Mapia
Raya yang dibuat oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab itu.
3.
Pemekaran bukan solusi untuk merubah nasip segalanya, tetapi pemekaran merusak
Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Kami sebagai Putera Daerah Mapia sangat sadar
atas semua kekerasan tersebut. Sehingga kami juga akan berjuang untuk
"Menolak Pemekaran Kabupaten Mapia Raya" mengikuti sesuai irama
perjuangan Bapak Willem Kegiye dan kawan-kawannya. Bila kalian keras dan sadis,
kamipun akan keras tapi tidak sadis, Pintanya Boma; Kata Yulianus Pugiye lagi,
Tim Penolakan Pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Mapia Raya, Selamat berjuang
untuk menolak Pemekaran Mapia Raya. Kita harus bertarung untuk menolak. Karena
musuh sejati bukan dari jauh, tapi tumbuh subur dalam keluarga kita sendiri,
Pungkasnya Pugiye.
Penulis Adalah: Yulianus Pugiye
Aktivis Tim Penolakan Pemekaran Kabupaten Mapia Raya

Tidak ada komentar:
Posting Komentar