( Ins Foto Musa Boma Aktivis Papua Merdeka )
NABIRE,
MAJALAHMAPAPUA--
Pendatang
yang disebut kolonial
Indonesia lebih khusus Tentara Nasional Indonesia ( TNI dan Polri Republik)
terus menginjak rakyat Papua sehingga menuju kepunahan, dan
genosida.
Lihat fasisme kolonial
yang tiada henti memaksa percaya pada nasionalisme buta yakni pada
nasionalisme Pancasila.
Bahwa
militerisme, rasisme, ultra-Nasionalisme,
dan imperialisme adalah watak alamiah dari penguasa yang menjajah kita mulai
dari Papua berjuang hingga saat ini. Tak perlu heran bila konflik kekerasan yang
melampaui batas”
dan akan terus ada selama kekuasaan kolonial masih bercokol diatas teritori
West Papua.
Buang jauh-jauh kepercayaan, kepatuhan dan penghormatan anda pada segala produk hukum dan kebijakan kolonial yang hanya menyesatkan kalian dan pada rakyat. Perbedaan kita di Indonesia adalah sesuatu yang alamiah dan tak dapat disatukan lagi dalam konsep NKRI alias kolonial.
Buang jauh-jauh kepercayaan, kepatuhan dan penghormatan anda pada segala produk hukum dan kebijakan kolonial yang hanya menyesatkan kalian dan pada rakyat. Perbedaan kita di Indonesia adalah sesuatu yang alamiah dan tak dapat disatukan lagi dalam konsep NKRI alias kolonial.
Kehendak
kita untuk berdiri dan mengurus dirinya sendiri adalah upaya kita menyelamatkan
Bangsa
Papua di teritori West Papua dari Sorong, Samarai hingga Sokou Yambe. Yakinlah pada
perjuangan pembebasan Nasional
Papua Barat itu karena itu kebenaran murni dari Tuhan . Kita yakin bersama
bahwa kolonialisme pasti kita bisa hancur tak lama lagi sobat kalau bersatu bersama
Komite Nasional PapuaBarat ( KNPB) bersama The United liberation movement for
free west papua ( ULMWP)
Kehendak untuk menentukan nasib sendiri adalah sesuatu yang harus dan pasti terjadi. Lihat Yogoslavia, sebuah negara yang peradabannya sudah maju di abad ini saja pecah akibat perbedaan landasan politik berbangsa, apalagi NKRI ini ada beberapa daerah yang sedang menuntut untuk lepas yakni Papua Barat, Banda Ace, Ambong, Kalimantan dan lain sebagainya.
"Ini pelajaran bagi Indonesia bagaimana sebuah Negara dan Bangsa yang peradabannya telah maju dari kita, mereka bisa pecah apalagi kita,” kata sang Dubes Indonesia untuk Serbia Semuel Samson dalam forum debriefing yang diadakan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Luar Negeri (BPPK) di Ruang Nusantara Kompleks Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Jakarta tadi, Rabu (10/6/2015).
Hey, generasi kita jangan prakmatis. Kita mesti hapus pemikiran manusia-manusia yang berprasangka buruk pada perjuangan Bangsa Papua kita, yang masih memegang Indonesia dengan ungkapan : “right or wrong is my country” (benar atau salah, apapun yang dilakukan bangsa harus didukung sepenuhnya). Itu tugas perjuangan kita hari ini , esok dan seterusnya sampai Indonesia angkat kaki dari Papua sampai Papua Merdeka.
Kehendak untuk menentukan nasib sendiri adalah sesuatu yang harus dan pasti terjadi. Lihat Yogoslavia, sebuah negara yang peradabannya sudah maju di abad ini saja pecah akibat perbedaan landasan politik berbangsa, apalagi NKRI ini ada beberapa daerah yang sedang menuntut untuk lepas yakni Papua Barat, Banda Ace, Ambong, Kalimantan dan lain sebagainya.
"Ini pelajaran bagi Indonesia bagaimana sebuah Negara dan Bangsa yang peradabannya telah maju dari kita, mereka bisa pecah apalagi kita,” kata sang Dubes Indonesia untuk Serbia Semuel Samson dalam forum debriefing yang diadakan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Luar Negeri (BPPK) di Ruang Nusantara Kompleks Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Jakarta tadi, Rabu (10/6/2015).
Hey, generasi kita jangan prakmatis. Kita mesti hapus pemikiran manusia-manusia yang berprasangka buruk pada perjuangan Bangsa Papua kita, yang masih memegang Indonesia dengan ungkapan : “right or wrong is my country” (benar atau salah, apapun yang dilakukan bangsa harus didukung sepenuhnya). Itu tugas perjuangan kita hari ini , esok dan seterusnya sampai Indonesia angkat kaki dari Papua sampai Papua Merdeka.
Penulis:Musa Boma
Aktivis Papua Merdeka

Amin kk Tuhan memberkati.
BalasHapus