Odo Tevi, Dubes Vanuatu untuk PBB (foto un.org)
NABIRE, MAJALAHMAAPAPUA --Vanuatu terpilih sebagai
salah satu Wakil Presiden Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
ke-72 pada akhir bulan lalu.
Kementerian Luar Negeri Vanuatu, seperti yang
diberitakan Dailypost kemarin (23/07), merilis Vanuatu menjadi salah satu dari
11 negara anggota PBB yang terpilih untuk masa jabatan 4 tahun dimulia dari
bulan April 2018.
“Vanuatu bersama dengan China dan Bangladesh akan
mewakili Grup Asia Pasifik di Komisi yang beranggotakan sebanyak 47 orang, ”
kata Odo Tevi, Dubes Vanuatu untuk PBB.
Vanuatu akan bertugas di samping Presiden Majelis Umum
terpilih Majelis Umum, HE Mr Miroslav Lajčák, untuk membantu pemilihan ketua
umum Majelis Umum, Menetapkan agenda Majelis Umum dan mengawasi peraturan,
protokol dan etiket selama sesi 72.
Sementara itu, Komite Nasional Papua Barat (KNPB)
menyambut dan mengapresiasi posisi Vanuatu sebagai suatu kebanggaan bagi
negara-negara yang dianggap kecil di mata Indonesia dan Dunia selama ini.
“Kita yakin dengan Vanuatu menjadi pemain utama di
internasional, isu-isu yang ada di Melanesia, Pasifik dan Asia, dimana
persoalan West Papua juga dapat diangkat di PBB” kata Victor Yeimo, Ketua Umum
KNPB kepada media ini.
Tentu saja, menurut Victor, ada mekanisme yang harus
diback up oleh para diplomat United Liberation Movement for West Papua (ULMWP)
karena Vanuatu adalah 1 dari 8 negara di Pasifik yang mendukung perjuangan
bangsa Papua.
KNPB memandang Vanuatu layak menerima posisi sebagai
asisten Presiden Majelis Umum PBB karena negara ini menunjukkan “moral dignity”
yang besar dalam memperjuangkan nilai-nilai kebenaran.
Hal yang sama, dicontohkan Victor, adalah Uskup John
Ribat yang diangkat menjadi Kardinal setelah berkunjung ke West Papua bersama
23 Uskup lainnya pada 8 April 2016.
“Apa yang dialami Vanuatu hari ini sama persis dengan
Uskup PNG, John Ribat yang diangkat menjadi Kardinal setelah berkunjung ke West
Papua dan bersuara tentang penderitaan bangsa Papua disaat Para Uskup di Papua
memilih diam” Katanya
Vanuatu akan berperan membentuk agenda global dan
tantangan seperti terorisme internasional, perdamaian dan keamanan
internasional, diplomasi pencegahan, migrasi internasional, isu-isu HAM
internasional Dan untuk memajukan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
( SUMBER:SUARAPAPUA.COM )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar