( MUSA BOMA )
Nabire,
Majalahmaapapua--Setiap manusia yang hidup di bahwa kolom langit ini,
harkat martabatnya sama tidak ada lebih supper dan tidak ada yang lebih hebat
dan tak ada yang lebih unggul dan tidak ada bedanya antara suku, ras, agama,
latar belakan budaya dan golongan dan lain sebagainya
Namun” saat ini fakta yang terjadi Tanah West Papua dari Sorong, Samarai
hingga Skow Yambe Rakyat Papua Barat yang Tuhan menciptkan dan menempatkan di
atas Negeri Papua di mata Tentara Nasional Indonesia (TNI ) dan Polri melihat
bagaikan binatang buruang untuk mau di habisi dengan berbagai tindakan cara
mereka terus aktif lakukan
Genosida yang maksudkan itu, rakyat Bangsa West Papua tak bisa di
bahasakan karena ini bukan hanya satu Kasus pelanggaraan ( HAM ) berat
yang Negara lakukan sejak dari tahun 1961 sampai detik ini masih saja
terjadi pembunuhan terhadap rakyat Papua
Saya sebagai Aktivis Papua Merdeka ingin mau tanyakan kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI) lebih khusus kepada pihak institusi TNI dan
Polri bahwa sejak kapan Tuhan yang menjadi Toko Revolusioner pertama yang mati
demi kebenaran keadilan dan perdamaian sebagai pemilik dan pencipta manusia
Papua kapan ada surat izin untuk membunuh orang Papua.
’’ Kita tahu bahwa yang kita mau ambil k, kita mau bunuh harus ada kata
permisi, dan meminta persetujuan kepada pemilik yang punya barang yang hendak
kita mau ambil atau Sesuatu yang kita mau bunuh namun cara NKRI ini sangat
keliru dan sangat salah.
Karena bukan hanya satu orang saja yang mereka membunuh melainkan
jutuan manusia Papua tak terhitung dengan sumber daya Alam yang mereka sedot di
atas Tanah West Papua ini.
Saya percaya bahwa, Hai kolonial engkau sedang menunggu pengadilan
terakhir takta Tuhan sedang menunggu engkau untuk mempertangggun jawabkan semua
itu.
Peulis:Musa Boma
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar